Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) selalu menjadi kegaduhan politik dan kontroversi di Indonesia. Jika dirata-rata, sepanjang usia berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap 1,5 tahun harga BBM selalu naik.
Hingga saat ini, dari zaman pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, BBM di Indonesia sudah 36 kali naik harga. Meski begitu, diterima atau tidak harga BBM di Indonesia masih yang termurah di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Perbandingan harga BBM di negara-negara ASEAN lain.
1. Indonesia (Ron 88)
Harga BBM di Indonesia: Rp. 4.500 (disubsidi pemerintah).
2. Malaysia (Ron 95)
Harga BBM di Malaysia: Rp. 5.753 (disubsidi pemerintah).
3. Philippines (unleaded)
Harga BBM di Philippines: Rp. 12.147 (tidak disubsidi pemerintah).
4. Thailand (Blue Gasoline 91)
Harga BBM di Thailand: Rp. 12.453 (tidak disubsidi pemerintah).
5. Singapore (Grade 92)
Harga BBM di Singapore: Rp. 15.695 (tidak disubsidi pemerintah).
Sedangkan frekuensi kenaikan harga BBM dari Presiden Soekarno sampai ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:
1. Presiden Soekarno
Presiden Soekarno menaikkan harga BBM 12 kali selama masa pemerintahannya.
2. Presiden Soeharto
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, harga BBM naik sebanyak 18 kali.
3. Presiden Habibie
Presiden Habibie tidak sekalipun menaikkan harga BBM dalam masa pemerintahannya.
4. Presiden Abdurrachman Wahid (Gusdur)
Selama masa pemerintahannya, Presiden Wahid (Gus Dur) hanya sekali menaikkan harga BBM.
5. Presiden Megawati Soekarnoputri
Presiden Megawati menaikkan harga BBM sebanyak 2 kali selama masa pemerintahannya.
6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Hanya pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harga BBM amat bergejolak. Presiden SBY tiga kali menaikkan harga BBM, dan sebanyak tiga kali pula beliau menurunkan harga BBM.