Nada al-Ahdal, Gadis 11 Tahun Yang Pilih Bunuh Diri Daripada Dijodohkan

Nada al-Ahdal,  seorang gadis berumur 11 tahun asal Yaman mengancam orangtuanya yang memaksanya untuk menikah lewat perjodohan.

Sebagai seorang gadis Yaman, Nada merupakan bagian dari masyarakat yang menganggap pernikahan dini lewat perjodohan sebagai sesuatu yang bisa diterima.

Biasanya, keluarga calon mempelai pria berasal dari keluarga kaya, sedangkan pihak perempuan dari kalangan kelas bawah. Calon mempelai pria akan memberikan sejumlah uang sebagai mahar yang dipandang bisa memperbaiki kehidupan keluarga perempuan.

Namun, Nada menolak menjadi barang dagangan. Dibantu pamannya, Nada melarikan diri dari rumah. Nada mengunggah video yang berisi alasan penolakannya untuk dijodohkan.

“Tidakkah mereka punya rasa kasih sayang? Lebih baik aku mati. Aku memilih mati,” katanya.

“Aku bukan satu-satunya. Ini bisa terjadi pada anak-anak lain. Beberapa anak memutuskan terjun ke laut, mereka mati sekarang. Mereka telah membunuh mimpi kami, mereka membunuh semua yang ada di dalam kami. Tak ada yang tersisa. Tak ada didikan. Ini kejahatan, benar-benar kejahatan,” lanjutnya.

Nada tinggal bersama pamannya, Abdel Salam al-Ahdal, sejak dia berumur 3 tahun. Namun ketika seorang warga Arab Saudi yang tinggal di Yaman melamar Nada, dia dibawa kembali oleh orangtuanya.

Nada memiliki kakak perempuan yang berusia 18 tahun. Orang tuanya telah beberapa kali menerima pinangan pria, namun selalu menunda, dan akhirnya membatalkan, pernikahan walau pihak pria sudah memberikan uang muka pembayaran mahar.

Seperti diungkapkan oleh Abdel Salam al-Ahdal kepada Now, Nada bahkan belum genap berusia 11 tahun. Oleh karena itu, dia tak mau masa depannya hancur. Abdel juga mengungkapkan Nada punya bibi yang dipaksa menikah saat berusia 13 tahun, namun akhirnya meninggal setelah membakar dirinya sendiri.

Nada yang melarikan diri berhasil bertemu kembali dengan pamannya. Lewat bantuan pemerintah, Nada kini menetap bersama pamannya. Menurut laporan Kementerian Hubungan Sosial Yaman pada 2010, lebih dari seperempat populasi perempuan di negara ini menikah sebelum berusia 15 tahun.

Tradisi di Yaman memiliki keyakinan bahwa perempuan muda mudah dijadikan istri yang patuh, bisa memiliki banyak anak, dan dijauhkan dari godaan.
Share this article :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Dosen Lintas - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger