Kasus pemukulan yang berawal dari teguran pramugari Nur Febriani dari Sriwijaya Air yang menegur Zakaria dalam pesawat agar pria itu mematikan telepon selulernya tak hanya ramai di media massa umum. Belakangan kasus itu juga menjadi perbincangan orang ramai di media sosial seperti facebook dan twiter.
Salah satu perbincangan di tweeter yang mendapat tanggapan media massa dan masyarakat umum melalui media sosial adalah komentar Farhat Abbas, pengacara yang kerap dinilai masyarakat sebagai sosok kontroversial karena komentar-komentarnya.
Melalui akun tweeternya @farhatabbaslaw, Farhat menilai tindakan yang dilakukan sang pejabat tidak salah. Menurutnya sinyal ponsel tidak mengganggu penerbangan.
Dalam status twitternya Farhat menyatakan:
Main HP/Nelpon Di Pesawat! Gak pa pa dan gak bikin pesawat jatuh! Hanya bikin pramugari sewot doang! Hanya bikin penumpang dipenjara Namun Farhat juga meminta agar pihak yang bersalah meminta maaf.
Sebagaimana ramai diberitakan, kasus pemukulan terhadap pramugari Sriwijaya Air SJ 078 itu berawal dari permintaan Nur Febriyani sebagai pramugari agar Zakaria sebagai penumpang mematikan ponselnya. Alih-alih mematuhi permintaan itu, Zakaria diberitakan memukul si pramugari. Ujungnya Febriani melaporkan kasus itu kepada polisi.
Kicauan Farhat tak berhenti di situ. melalui status lainnya dia menulis:
Kalo gue pemilik Sriwijaya Air! Gue akan Pasang badan agar penumpang gue gak dipenjara! Pramugari yg gak sopan gue pecat! (farhat)
Ternyata kicauan Farhat menimbulkan reaksi. Di media sosial seperti facebook banyak pemilik akun yang terpancing untuk memberikan komentar terhadap isi status Farhat. Seorang pemilik akun FB bernama Eva Kartika Hendroputro yang mengaku berprofesi sebagai pramugari juga memberikan komentarnya seperti berikut.
Dear Farhat Abbas,
Saya mewakili suara Pramugari Indonesia. Mengenai Pernyataan Anda di akun twitter @farhatabbaslaw
"Pramugari harus merasa sbg PEMBANTU dalam pesawat terbang, bukan peragawati dalam pesawat".
IZINkan saya memberikan kuliah 5 menit untuk anda Mengenai Profesi kami.
1. Kami Pramugari/a bertugas MELAYANI tapi bukan PELAYAN.
2. Kami bertugas MEMBANTU tapi bukan PEMBANTU.
Kalau dulu nilai Bahasa Indonesia anda mendapatkan nilai di atas 6, pasti tau perbedaan kata di atas. Tapi sepertinya tidak.
Masih dalam statusnya, Eva mengatakan, "Kami adalah Tuan Rumah dan penumpang adalah Tamu Terhormat kami. Jika anda naik pesawat: Anda butuh makan/minum, kami berikan agar penyakit maag dan dehidrasi anda tidak akut. Anda kena serangan penyakit mendadak, kamilah yang menjadi team medis pertolongan pertama.
Anda stress karena gak laku menangani kasus, kamilah yang memberikan senyum untuk mengobati stress anda. Anda akan terpukau dengan kecantikan kami, ke sexyan kami, harum wangi tubuh kami dan kecerdasan kami ketika berbincang dengan anda yang mungkin bisa membuat mata anda menjadi keranjang.
Andai pesawat mengalami keadaan darurat, kamilah yang akan menolong anda untuk bisa selamat. Kamilah yang bekerja keras membuka pintu, kamilah yang akan berenang di laut lepas menarik leher anda yang mungkin tidak bisa berenang.
Pada bagian lain statusnya Eva juga mengingatkan bahwa beribu pramugari adalah orang-orang yang bergelar sarjana. Selain itu ratusan lainnya adalah para putra dan putri dutat wisata kebanggaan pemerintah daerah masing-masing.
"Anda sebagai orang yang berpendidikan, seharusnya bisa lebih bijak dalam menyikapi sebuah permasalahan mengenai profesi seseorang," tulis Eva.
"Ini untuk kali kedua anda salah berpersepsi setelah statement kata rasis yang Anda keluarkan. Mudah2an anda di buka mata hatinya untuk mengakui kesalahan anda dalam ber PERSEPSI. Kami tunggu ucapan maaf Anda. Terima Kasih," demikian tutur Eva Kartika Hendroputro mengakhiri statusnya.